Dia Bukanlah Untukku

Awal masuk sekolah pasti ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMK, bersama teman-teman SMP ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Ekky…,” begitu teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus mana?” tanya Linda, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,” ajak Risky, temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak ketemu-ketemu. “Ekky, sini deh,” kata Linda memanggilku. “ada namaku?” tanyaku penasaran. “ini nih kita satu gugus, Ekky S'Widodo, Lindarna Setyaningrum, Risky Kurniawan Syah,” kata Linda membaca nama kita bertiga. “wah, hebat kau Lin. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Linda. “ya udah kita masuk yuk,” ajak Risky.

Hari pertama MOS itu sangat membosankan bagiku. Apa lagi harus berpanas-panasan untuk upacara pembukaan MOS. Banyak korban pingsan di lapangan sekolah itu. Tenggorokanku mulai kering dan sungguh membuat kepalaku menjadi pusing. Tak lama, aku merasa sudah tak berdaya dan jatuh pingsan. Tak lama aku membuka kedua mataku dan ternyata aku berada di UKS sekolah. Bersama anggota PMR yang menjadi kakak kelasku waktu itu. Aku masih lemas untuk beranjak dari tempat tidur. Dua sahabatku datang menjengukku. Dan aku di tuntutnya untuk berjalan menuju kelas.

Sampai di kelas aku menerima materi awal-awal perkenalan. Kutatap wajah seorang cewek yang berada di seberang mejaku saat itu. Sebelum materi di mulai, absensi siswa MOS saat itu di percepat. Berpasang-pasangan. Dan tak kusangka namaku dipanggil dan cewek yang berada di sampingku tadi juga maju dan ternyata dia bernama Arezaldhi Birasanjaya. Setelah tanda tangan kehadiran, kami kembali ke tempat duduk semula.

Materi pembelajaran untuk jam pertama sudah usai saatnya istirahat. Aku, Risky, dan Linda menyergap kantin sekolah dan berdesak-desakan. Dan kulihat lagi cewek yang mempunyai nama Dyah sedang asyiknya ngobrol dengan teman barunya di depan kelas. Sepertinya aku merasakan yang namanya cinta pada pandangan pertama..meskipun bukan pandangan pertama,tapi seperti first love. Sudah 15 menit waktu untuk istirahat. Waktunya masuk kembali untuk bermain dan belajar.

MOS sudah berjalan tiga hari. Hari ini adalah hari terakhir MOS. Dengan aturan hari ini, aku memakai kaos kaki berbeda warna, dengan rambut yang di kucir sangat banyak seperti orang gila. Semua murid MOS mengikuti upacara penutupan MOS. Hari yang panas. Terasa seperti di panggang. Banyak korban pingsan di lapangan itu. Akhirnya upacara penutupan MOS dipercepat.


***


Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Bisa bertemu banyak teman baru. Mereka semua baik kepadaku. Saat aku berkenalan dengan salah satu temanku yang bernama Dara , mataku teralihkan oleh satu sosok yang mungkin pernah aku kenal. Saat ku tatap pekat wajahnya ternyata dialah Dyah. “Dia kan,” gumamku dalam hati. “halo?Kenapa melongo gitu Ky ?” tanya Gea sambil melambai-lambaikan tanganya di depan wajahku. “emm,” aku tersentak olehnya. “kenapa?” tanya Gea penasaran. “oh, ga… gak pa… papa,” kataku gagap. Gea memandangiku dengan wajah bingung. Seperti otaknya penuh dengan tanda tanya. “Ekky…,” sapa Risky dan Linda. “ehh kalian,” kataku memandang Risky dan Linda. Risky dan Linda tersenyum manis kepada Gea. “ini Gea,” kataku memperkenalkan. “aku Linda,” kata Linda memperkenalkan dirinya. “aku Risky,” kata Risky juga memperkenalkan dirinya. “so beautiful,” kata Risky memuji kecantikan Gea. “thank you very much,” kata Gea menjawab pujian Risky dengan malu.


Aku, Risky, Linda, dan Gea sudah berteman sangat lama. Sudah lima bulan aku masuk di kelas TKJ-A. Bersama-sama dengan ketiga sahabatku itu. Tiba-tiba perbincanganku tersentak oleh sosok cowok yang memasuki kelasku. Dia…… Dia…… “Dis, kenapa melongo?” gertak Linda. “eemm, eh, eng… enggak papa,” kataku gugup. “kenapa sih?” tanya Gea. “iya, pelit banget gak mau ngasih tau,” tanya Risky semakin mendesak. Mereka bertiga melihatku memandangi Dyah sejak tadi. “oo, itu toh yang buat kamu melongo,” ucap Gea menggentakkan jantungku. “siapa, mana?” kataku bertanya-tanya dengan ragu. “itu tuh,” kata Gea menyenggol lenganku dan melirik Dyah. “apaan?”. “sok gak tau nih,” gertak Gea lagi. Aku semakin salah tingkah dibuatnya. Sosok cewek itu pun pergi meninggalkan kelasku. “siapa emangnya?” tanya Risky dan Linda bersamaan. “Dyah..,” kata Gea. “kamu suka ya Ky?” tanya Linda ingin tau. “sok tau kamu lin,” kataku. “uhuui, jatoh ci’inta agi,” ledek Linda. “apaan sih kalian?” kataku meninggalkan mereka bertiga yang semakin meledekku.


Suatu hari acara ulang tahun sekolahku. Setiap kelas harus menampilkan minimal satu pementasan. Semua teman kelasku memilihku untuk menyanyi solo. Tapi aku seorang remaja yang demam panggung. Dan aku pun ditemani oleh Gea yang suaranya lumayan bagus walaupun nggak sebagus suaraku… hehehe J. Malam ulang tahun itu tiba yang memang bertepatan dengan hari ulang tahunku. “grogi aku Ge,” kataku sambil gemeteran. “enjoy saja Ky,” kata Gea memberiku semangat. “aku bener-bener demam panggung,” kataku dengan keringat dingin. “nanti ada Dara kan yang ngeliat?” ejek Gea. “jadi nama panggilanya Dara,” kataku sedikit tersenyum. “iya.” Hari yang membuatku di selimuti oleh kegerogian yang luar biasa. Karena aku dan Gea akan mewakili kelasku untuk memberikan penampilan yang terbaik.


Acara itu pun dimulai. Dimulai dari kelas TKJ-A lalu dilanjutkan kelas B lalu menuju kelas C. Penampilan yang begitu spektakuler telah ditampilkan dengan penuh semangat. Beribu-ribu tepuk tangan mengiri suasana tersebut. Tiba giliran kelas TKJ-A yang menampilkan aktrasinya. Jantungku semakin berdebar dengan kencang. Keringat bercucuran ke seluruh badan. Dengan genggaman erat tangan Gea aku dengan gugupnya menaiki panggung dan mengecek mikrofon. Tepuk tangan pun mulai terdengar. Seolah aku tak bisa membayangkan diriku nanti. Dentuman musik R&B mulai terdengar. Dalam hitungan detik syair lagu akan mulai dinyanyikan. Gea dengan semangat dan PD-nya menari-nari happy, sedangkan aku … ????


Keringat bercucuran dari tubuhku. Keringat dingin menyelimuti seluruh tubuhku. Dengan perasaan yang tak karuan aku mulai melantunkan lagu kesukaanku itu. Siswa-siswa bertepuk tangan lama kelamaan aku merasa semakin enjoy. Saat aku menyanyi, aku melihat Dara tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumanya yang tak kalah manis hehe J. Lagu itu pun usai ku nyanyikan. Pertunjukan kurang dua kelas lagi. Ada yang dansa, drama, nyanyi, pelawak, sampai dengan band.


Hari itu hari yang menyenangkan bagiku. Melihat ia tersenyum kepadaku membuatku semakin bersemangat. “Ekky,” sapa Linda. “Eh, Lin. Yang lain kemana?” kataku balik tanya. “tuh,” kata Linda menunjuk Risky dan Gea. Risky dan Gea melambaikan tanganya kepadaku dan Linda. Tiba-tiba Linda menarik tanganku meninggalkan tempat itu. “Ky, Lin. Mau kemana?” tanya Gea. “bentar aja,” teriak Linda dari kejauhan. Gea mengajakku ke tempat yang sepi, dan Linda tampak serius memandangku. “apa kamu bener suka Dara?” tanya Linda menatap kedua mataku. Aku tidak tau harus berkata apa. Semua kebingunan merasuki otakku. Aku terdiam mematung. “iya,” kataku lirih.

“aku punya informasi tentang si Dara itu,” ungkap Ze. “info apa?” tanyaku kebingungan. “dia sudah mempunyai pacar,” kata Linda berbisik kepadaku. “kamu tau dari siapa?” tanyaku sedih. “kamu tau Rizal kan?” kata Linda menguatkan. “ya.” “dialah pacarnya,” kata Linda. Aku sedikit ragu dan meneteskan air mata. “kenapa aku mencintai orang yang salah selama ini?” kataku menambah tangisanku. Isak tangisku terdengar oleh Risky dan Gea. “kenapa dia?” tanya Risky dan Gea. “kamu tidak salah mencintai dia tetapi kamu hanya belum beruntung mendapatkanya,” hibur Linda. Linda berbisik kepada Gea dan Risky atas semua ini. “sudahlah ky, kenapa harus menangis karena cinta?” hibur Gea. “iya, dia bukan sosok yang baik untuk kamu. Banyak cewek yang mau sama kamu di luar sana. Bahkan lebih baik dari Dara,” ungkap Gea memberi semangat. Aku terharu dengan semuanya. Aku memeluk erat tubuh ketiga sahabatku itu dengan penuh keikhlasan dan aku tau dia bukanlah untukku.
0 Responses

    Popular Post

    Pengikut

    Jejaring Sosial