Minta ijin buat penulis aslinya ya…(yang nggak semuanya saya tahu. Hihi…:)
Esok tiada kan pernah meninggalkan rahasia dalam buku keabadian (Khalil Gibran)à komentar: (mangut-manggut) bener-bener dalem!
Sebelum lo buka bungkusan ini lo kudu baca mantra dulu: Bulkibul-kibul Ada Orang Yang Kena Dikibulin!!
Ambillah pelajaran dari manusia melalui perbuatan mereka, bukan melalui perkataan mereka (Hasan Bashri)àkomentar: setuju!!!
Justice May be Blind But It Can See In The Darkàkomentar: pengirimnya dulu bercita-cita jadi hakim ‘kalee…Atau suka nonton film Dark Justice. Hehe…
Ho..ho..
Kata siapa ini barang murahan…
Coba hitung saja…
Dibeli dari kampungku
Naik angkot 2 kali, 5000
Masuk peron terminal, 200
Naik bus Bandung-Bogor, 5000
Hah..bahkan yang lebih dahsyat lagi
Kubeli dengan cinta
Kubungkus dengan cinta
Kuberikan dengan cinta
Maaf ya, suamiku..
Masih ada kok untukmu
Usah kau ragu
Aku tetap mencintamu…^-^ àkomentar: Lah ini surat cinta buat suaminya atau…? Ketahuan deh siapa pengirimnya
KUPON UNDIAN BERHADIAH
“Menikahlah! Jika enaku mendapat istri yang baik, engkau akan menjadi sangat beruntung. Dan jika engkau mendapat istri yang tidak baik sekali pun, engkau akan menjadi filsuf karenanya. Dan itu baik bagi laki-laki (Socrates, filsuf Yunani)àkomentar: Wah, untung bukan Pak Sinang yang dapet. Bisa berabe dong… Bu Nung mau dikemanain?
Salam…
“PERSAHABATAN itu seperti TANGAN dengan MATA. Saat TANGAN terluka, MATA menangis. Saat MATA menangis TANGAN menghapusnya.”
Sebenarnya kata-kata di atas itu nyontek dari salah satu SMS dari temen coz bingung mo nulis apa… Secara yang aku terus pikirin adalah sambel rujak..hi..hi…Tapi bagi aku kata-kata itu ngena bangettt… Semoga silaturahmi ini tetap terus terjaga… -pas banget subuh- àkomentar: ketahuan deh siapa yang nulis. Makanya sambel rujaknya pedes banget. Konsentrasi pecah gara-gara merangkai kata eh mata menangis…hehe..
Jika semua harapan telah hilang maka ciptakanlahàkomentar: Yup, asa memang harus senantiasa ada dan terjaga.
Pura tangkisi gulik’ku
Pura babbara sompe’ku
Ullibirenggie natowalie
--sumpah pelaut Bugis—
Telah kupasang kemudiku
Telah kukembangkan layarku
Kupilih tenggelam daripada suru tlangkahàkomentar: Walah commit suicide dong Pakdhe..
Dalam setiap kata ada dunia. Maka orang yang berani menyusun kata adalah orang yang berani menguncang duniaàkomentar: penulis banget gitu loh!
Hidup cuma sekali sesudah itu…mati!
Jangan pernah mau hidup sia-sia.
Oleh karena itu gabunglah besama Eska!
Karna di Eska kita bisa
Memberi warna
Pada dunia!--> komentar: Hidup Eska! Yeach! (bacanya gaya ngerock ya!)
Lampu ini jadi penerang ketika gelap
Nurani jadi pelita menuntun kita
Menuju kebaikanàkomentar: tiap baitnya ditulis di guntingan smile bundar. Cantik!
Haloooo..
Senangnya :)
Akhirnya kamu mendapatkan aku…
Bagaimana? Kamu suka? Senang?
Atau kamu kecewa…?
Hanya karena aku seekor beruang?
Atau…
Karena kau berharap yang lain?
Tapi, tahukah kamu
Aku akan tersenyum
Bila kau tersenyum..
Aku akan bersedih
Bila kau bersedih
Semua rasa hatimu
Akan kurasakan..
Dan akan kukatakan pada dunia…
Kau adalah manusa paling bahagia..
Tawamu menentramkan
Senyummu menghangatkan..
Uluran tanganmu membahagiakan
Jadi,
Jangan tinggalkan aku…
Jangan biarkan aku sendiri…
Karena kuigin kautahu…
Di sini ada cinta
Cinta yang diajarkan
Di Sekolah Kehidupan…
“Menyenangkannya…menjadi bagian keluarga besar SK”àkomentar: boneka beruangnya emang cute punya! Jadi kepingin deh…
Sahabat,
Kita memang bukan merak
Yang berbulu semarak
Kita juga bukan elang
Yang mampu menukik tajam
Namun dengan warna-warni ‘bulu ‘ yang kita punya
Niscaya ‘kan tersambar cita dan cinta
Dalam satu tukikan tajam,
Di Sekolah Kehidupanàkomentar: Walah, ini sengaja apa gimana? Kok tahu saya laki-laki, hadiahnya VCD bergambar burung (SB)
Kirimkan uang ke mana saja di Indonesia dalam Hitungan Menitàkomentar: Ini tulisan yang ada dibungkus kadonya, amplop milik salah satu penyedia layanan pengiriman uang.Hihi…Minta dikirimin apresiasi lagi tuh.
Tentang Cinta
Selamat datang di dunia saya yang kecil dan sederhana.
Silakan masuk.
Lihat, saya tidak punya banyak. Saya cuma punya satu pantai kecil. Tapi di sana, kita bias berenang bersama. Atau sekedar bergandengan tangan menatap matahari terbenam. Tanpa dihantui keramaian yang canggung, atau keheningan yang sunyinya memekakkan telinga.
Di sini, di tempat kecil yang sederhana ini, setiap bentuk keajaiban bersifat manusiawi. Hujan bisa bicara dan laut bisa bersiul-siul riang. Matahari boleh berwarna kelabu saat tenagh malas bersinar. Para dewa turun gunung & menjelma menjadi rakyat jelata. Mereka semua menanggalkan setiap helai kewajiban & “seharusnya”, untuk kemudian bermain dgn riangnya.
Karenanya, di sini, kamu jug atak perlu menjadi siap-siapa. Bersennag-senanglah dan tersungkurlah. Tanpa topeng. Tanpa label. Tanpa gelar. Tanpa pangkat. Tanpa rasa bersalah.
Percayalah, saya mengerti. Saya akan mengerti.
Kamu bahkan tidak perlu bicara. Karena saya akan memasang telinga baik-baik, mendengarkan jiwamu yang berbisik dengan lirihnya. Dengan takut-takutnya. Silakan membisu & saya akan mendengarkan.
Sekarang, lihat sekitarmu. Dunia saya yang kecil & sederhana ini mendadak senyap. Langit mendung dengan awan kehitaman menggantung. Matahari menghilang & laut lupa caranya bersiul. Burung-burung yang biasanya berkicau riang, kni mulai berjatuhan satu-persatu di bawah kaki saya.
Dunia saya berhenti.
Mereka menunggumu. Untuk ikut berputar di dalamnya. Di luar, gerimis mulai turun. Setiap tetesnya berbisik mesra, “Hh…kamu bahkan tak perlu pergi jauh. Di sini kamu aman, bersama saya…”à komentar: Mbak Lia mendeklamasikannya dengan bagus sekali, memaksa kami termangu.